Bismillah, jatuh cintanya seorang lelaki kepada wanita atau seorang wanita kepada lelaki, merupakan fitrah manusia.
---
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (Ali Imran: 14)
---
Kita tidak dilarang untuk jatuh cinta, tetapi dilarang melakukan keburukan akibat cinta kepada manusia. Layaknya cinta kepada harta, cinta kepada manusia tak boleh membutakan hati kita. Cinta kepadanya, tak boleh melebihi cinta kepada-Nya.
---
Dari Ibnul Qoyyim, beliau menasihati kita untuk tidak mencintai manusia melainkan disebabkan kecintaan kita kepada Allah. Sehingga, kita mencintainya karena kita mencintai-Nya. Barang siapa mecintai sesuatu selain didasari atas kecintaan kepada Allah, dia akan tersiksa dengannya. Tersiksa sebelum mendapatkannya, hatinya diliputi gelisah sampai ia mendapatkannya. Tersiksa setelah mendapatkanya, karena ia takut dan khawatir akan berpisah dengannya. Lebih tersiksa lagi ketika ia hilang dan lepas darinya.
---
Terkadang terbesit di dalam hati untuk satu kali ini saja melampaui batas, melakukan kemaksiatan. Mendahulukan kecintaan kepadanya dari mengejar ridho-Nya. Padahal Allah cemburu apabila kita memilih melakukan kemaksiatan ketimbang menahan diri dari apa-apa yang dilarang.
---
"Sesungguhnya Allah merasa cemburu. Dan seorang mukmin pun merasa cemburu. Adapun kecemburuan Allah itu akan bangkit tatkala seorang mukmin melakukan sesuatu yang Allah haramkan atasnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
---
Terkadang rasa cinta itu memang didasari atas kesholehan dan kebaikan yang terdapat pada orang yang dicintai, tetapi hati tak lagi kuat menanti hubungan yang resmi. Akhirnya, jalan keburukan pun ditempuh. Padahal ada pilihan untuk menjalin pernikahan.
---
Sebagian tak memilih menempuh pernikahan karena merasa cintanya bertepuk sebelah tangan. Sebagian merasa belum mampu untuk menikah. Sebagian yang lain merasa malu untuk melamar. Ya, padahal sudah siap dan sudah butuh, tetapi malu melamar akibat gengsi seorang wanita untuk tidak melamar lelaki.
---
Termasuk salah satu bentuk sabar adalah sabar untuk menjauhi kemaksiatan, menjauhi jalan keburukan. Meskipun jalan keburukan itu diselimuti berbagai pembelaan supaya nampak boleh. Meskipun jalan keburukan itu diselimuti berbagai kebaikan seolah nampak menempuh jalan kebaikan.
---
Sungguh, sesuatu yang didapatkan dengan cara yang buruk akan dibalas keburukan oleh Allah. Balasan terburuk dari keburukan yang kita lakukan adalah melakuakan keburukan yang lain. Terus-menerus hingga akhirnya dibalas di akhirat kelak. Bukankah hal yang tersulit dari jalan menurun adalah berhenti?
---
Ketika kita jatuh hati dengan orang baik, maka cintailah dengan cara yang baik. Bersabarlah dan jangan kau rusak kebaikan yang ada padanya. Dan juga, berbahagialah.
---
"Berbahagialah jika engkau mencintai orang baik. Meskipun engkau tidak mendapatkannya, setidaknya engkau masih bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk." –Nasihat seseorang
---
Jika kita mencintainya karena kebaikan, karena mengharap ridho-Nya, maka kita akan lebih siap untuk segala kemungkinan. Bukankah mereka yang berkumpul dan berpisah karena Allah akan mendapat naungan di hari akhir nanti?
---
"Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: ... dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, ...." (HR Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)
---
Begitulah cintanya seorang muslim, sederhana. Ia mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. Rasa cintanya bertambah dan berkurang seiring dengan keimamanan, ketakwaan, dan akhlaq orang yang dicintai.
[Nasihat untukmu yang Terbelenggu Cinta, Part 2]
Ketika kita jatuh cinta pada seseorang, janganlah kita berusaha mendekatinya dengan cara yang tidak baik. Apabila tak berani atau tak siap menikah, maka biarkan dan lepaskanlah orang yang dicintai itu. Persiapkan diri sesegera mungkin agar dapat segera dikumpulkan dengan orang yang dicintai. Jika ia pada akhirnya menjalin hubungan tidak baik dengan orang lain, padahal kita tengah berjuang mempersiapkan diri, maka sadarilah bahwa bukanlah satu-satunya dan mungkin dia bukanlah yang terbaik. Bagaimana mungkin kita mengharapkan seseorang yang memilih jalan keburukan sedang kita berjuang bersabar menempuh jalan kebaikan. Bersabarlah, semoga Allah mendatangkan yang lebih baik sebagai penggantinya.
---
Berbeda lagi ceritanya apabila orang yang kita cintai justru menikah di saat kita masih sibuk mempersiapkan diri. Ini salah kita sendiri, berlama-lama dalam memperisapkan diri. Atau salah kita sendiri, tak kunjung berani mengutarakan ajakan menikah. Semoga kita dapat diberi kesabaran dan kelapangan dada untuk menerima ketetapan Allah atas apa yang sudah terjadi.
---
Terkadang ada kekhawatiran pada diri yang terlanjur jatuh cinta tetapi belum siap menikah. Khawatir apabila tak mengungkapkan cinta, maka orang yang dicintai tidak akan menyadari perasaannya dan menikah dengan orang lain. Sungguh salah satu cabang keimanan adalah meyakini apa-apa yang ditakdirkan untuknya tidak mungkin luput darinya dan meyakini apa-apa yang tidak ditakdirkan untuknya tidak akan menimpanya.
---
"Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu." (HR. Ahmad 5/185)
---
Mengimani hal ini merupakan kewajiban seorang muslim. Dengan keimanan atas hal ini pula seseorang akan mendapatkan kelapangan hati dan kebahagiaan.
---
Hukum menikah ada berbagai macam, tergantung keadaan kita. Secara sederhana, hukumnya sunnah, meskipun wanita dibolehkan melajang dan lelaki bisa menjadi wajib apabila dikhawatirkan terjerumus pada keburukan apabila tidak menikah. Bahkan mengenai hal ini, sahabat Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu sampai menyindir mereka yang mampu menikah tetapi tidak segera menikah.
---
"Tidak ada yang menghalangimu menikah kecuali kelemahan (lemah syahwat) atau kemaksiatan (ahli maksiat)." (Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, dalamAl-Muhalla Ibnu Hazm 9/4, Darul Fikr, Beirut, syamilah)
---
Adapun kenyataan sosial masyarakat saat ini, kita biasa dihalangi oleh orang tua kita untuk menikah apabila belum benar-benar siap. Kesiapan itu tentunya tidak bisa ditunggu tetapi diusahakan. Kesiapan mental, akhlaq, ilmu, juga materi perlu diusahakan oleh kita. Adapun bersabar dengan berdiam diri menunggu selesainya masa kuliah atau masa lainnya bukanlah pilihan yang bijak.
---
"Bersabar dan menunggu terkadang bukan pilihan yang bijak. Jangan-jangan ketika kita bersabar, ada orang lain yang sudah mempersiapkan semuanya. Sedangkan kita hanya bisa melihat dan terdiam." -Nasihat kawan
---
Bukankah lelaki baik-baik untuk wanita baik-baik dan sebaliknya?
---
"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)." (An-Nur: 26)
---
Nasihatku untuk diriku sendiri, juga engkau yang tengah terbelenggu cinta, bersegeralah utarakan keinginan menikah itu. Tak peduli engkau lelaki atau wanita, keduanya sama-sama boleh mengajak menikah. Apabila belum mampu, maka pendamlah rasa itu dan bersegeralah mempersiapkan diri. Apabila cinta itu memang terlarang, maka tak ada yang lebih baik dari membuangnya jauh-jauh.
---
"Tidak ada penawar yg lebih manjur bagi dua insan yg saling mencintai dibanding pernikahan." (HR. Ibnu Majah, Al Hakim, Al Bazzar, dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Ash Shahihah, 2/196-198)
---
Namun, apabila pada engkau tengah jatuh cinta pada keburukan atau sesuatu yang kau sendiri tahu akan buruknya, maka matikan saja rasa cinta itu. Matikan. Matikan rasa-rasa yang tak layak ada di hatimu itu. Karena jika terus kau pupuk, maka itu tanda ketidaksayanganmu atas dirimu.
---
Last but not least, apapun yang menimpamu, setelah apapun yang kau perjuangkan, bersabarlah. Bersabar dan iringi dengan syukur atas takdir apapun yang menimpamu, baik yang nampak baik maupun yang nampak buruk di matamu. Yakinlah, itu adalah takdir dari Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
LINE : http://line.me/ti/p/%40majeedr (@majeedr)
http://wanitasalihah.com/allah-pun-cemburu/
https://rumaysho.com/15759-khutbah-jumat-tujuh-golongan-yang-mendapatkan-naungan-allah-pada-hari-kiamat.html
https://rumaysho.com/1215-jangan-berputus-asa-terhadap-sesuatu-yang-luput-darimu.html
https://konsultasisyariah.com/20709-bolehkah-wanita-melajang.html